“JIKA PKI BANGKIT, MEMANGNYA KENAPA?”

Pertanyaan yang terlihat simpel, sesimpel langkah memikir orang yang mengungkapkannya.
Untuk menjawab, kemungkinan kita perlu meneliti lagi riwayat serta bukti yang ada di atas lapangan.
 Tidak cukup di sana, mereka mengejekkan keluarganya. Kardinah, adik kandung RA Kartini yang menikah dengan bupati Tegal era sebelumnya, termasuk juga salah satunya korban. Baju wanita sepuh itu dilucuti, selanjutnya diarak dengan kenakan karung goni.
Menggerogoti dari dalam.
Anasir PKI bergerak merampas kekuasaan di Slawi, Serang, Pekalongan, Brebes, Tegal, Pemalang, Cirebon, serta beberapa daerah lain. Hilangkan nyawa anak negeri serta tokoh pejuang. Bupati Lebak dihabisi, tokoh nasional Otto Iskandardinata diculik serta dilakukan mati serta kehadiran mayatnya tersisa mirakel. Sultan Langkat dibunuh dan hartanya dijarah. Serta Gubernur Suryo, tokoh sentra dari kejadian di Surabaya dibunuh PKI.
Saat tokoh PKI Amir Syarifuddin Harahap sukses jadi Pertama Menteri pada tahun 1948, arus bawah PKI berasa memiliki kemampuan. Muso memproklamirkan Republik Soviet Indonesia, beraliansi komunis.
Keganasan PKI semakin brutal.
Saya sebetulnya tidak akan menceritakan mengenai kejadian di Gontor. Saat tiap pagi mendekati, satu demi satu kyai diabsen serta nama yang disebutkan langsung disembelih. Atau cerita Haji Dimyati, aktivis Masyumi yang digorok lehernya sebelum dimasukkan pada satu sumur bersama-sama korban pembantaian yang lain.
mengenai kesaksian Isra dari Surabaya yang ayahnya diseret ke sawah sambil dihajar ramai-ramai sampai jasadnya tidak berupa lagi; hancur, habis terbakar, serta dikonsumsi anjing. Si anak sangat terpaksa memungut potongan badan ayahnya satu demi satu serta dimasukkan kaleng.

Related Posts

error: Content is protected !!