Mercon (Petasan) Mercon alias petasan, kata ini tentu saja tidak asing di telinga beberapa anak atau orang dewasa. Ditambah lagi di bulan Ramadhan ini, anak-anak (walau yang dewasa atau orangtua ) bermain petasan, umumnya setelah tarawih atau setelah sahur. Bagaimana ketentuan bermain mercon atau petasan? bermain petasan termasuk juga tindakan Betul atau Salah?

Petasan

Petasan adalah bahan peledak low explosive.  Sesaat bahan peledak high explosive memiliki kecepatan detonasi di antara 1.000 serta 8.500 mtr. per detik. Bahan peledak low explosive ini seringkali disebutkan propelan (penggerak) yang banyak dipakai pada peluru serta roket.

Antara bahan peledak low explosive yang diketahui ialah mesiu (black powder atau gun powder) serta smokeless powder. Buat beberapa warga Indonesia, mesiu itu banyak dipakai untuk pembikin petasan, termasuk juga petasan banting serta bom ikan. Bubuk mesiu ialah tipe bahan peledak paling tua yang diketemukan oleh bangsa China pada era ke-9.

Asal Saran Adat Menghidupkan Petasan

Adat menghidupkan petasan telah ada semenjak era ke-12 di Cina. Adat ini sampai di Indonesia serta memeriahkan hari-hari besar seperti pernikahan, kitanan, dan Ramadan. Petasan ini banyak dimainkan oleh beberapa anak dengan beberapa langkah. Diantaranya, melemparkannya ke rekan atau pada kendaraan yang melalui di sekitarnya, atau sebatas dinyalakan di halaman rumah. Tetapi, tahun-tahun ini ini, bunyi petasan telah jarang-jarang terdengar, sebab polisi terus-menerus larang warga jual, simpan, serta menghidupkan petasan.

Liputan6.com, Parung – Jalan distribusi petasan ke beberapa pasar tradisionil sering menyebabkan peristiwa yang tidak diinginkan.

“Bermain petasan itu karakternya mengganggu. Memunculkan letusan serta dapat mencemoohkai seseorang.

error: Content is protected !!